Problem-Based Learning (PBL) dicoba diaplikasikan pada desain flexible pavement dan rigid pavement, dan kemungkinan penggunaan sistem struktur jalan lainnya di ruas Jalan Raya Sekaran Gunungpati Semarang. Masalah gerakan tanah berupa creep yang dipicu oleh hujan pemicu longsoran di Jalan Raya Sekaran Gunungpati Semarang telah menyebabkan flexible pavement dan rigid pavement sama-sama mengalami crack pada struktur jalan tersebut.
Crack pada flexible pavement
Crack pada rigid pavement
Metode belajar PBL adalah salah satu metode pembelajaran SCL (Student Centered Learning) yang memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan penggalian informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Pada umumnya, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan mahasiswa dalam PBL, yaitu: (a) Menerima masalah yang relevan dengan salah satu/ beberapa kompetensi yang dituntut matakuliah, dari dosennya; (b) Melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah; (c) Menata data dan mengaitkan data dengan masalah; dan (d) Menganalis strategi pemecahan masalah. PBL adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan penggalian informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut.

Pengambilan data-data lapangan untuk persiapan implementasi PBL dibantu oleh mahasiswa Chusnul Chotimah (Sipill’12), Bahar Ardianto (Sipill’12), dan Fahrudin, Amd.
Untuk menunjang metode belajar ini, segala informasi yang berkenaan dengan masalah ini perlu diperoleh sebelumnya, seperti pengukuran topografi, penyelidikan tanah dengan sondir, pengujian triaxial UU undisturbed sample, data pengujian geolistrik di sekitar ruas jalan tersebut dan data curah hujan dari BMKG. Semoga rintisan PBL di mata kuliah yang terkait dengan KBK Geoteknik bisa terwujud di Kurikulum 2015 Prodi S1 Teknik Sipil UNNES.